Tiga dari empat orang merasa tidak aman saat online — dan keamanan siber tidak membantu

Tiga dari empat orang merasa tidak aman saat online -- dan keamanan siber tidak membantu

Sebuah laporan baru menemukan bahwa meskipun pengguna internet menghabiskan sekitar sepertiga dari hidup mereka online, sebagian besar merasa risiko meningkat, dan keamanan siber terlalu rumit.

Laporan dari F-Secure menemukan tiga dari empat pengguna internet mengkhawatirkan keamanan online mereka, sementara hampir tujuh dari sepuluh (69 persen) dari mereka yang disurvei mengatakan mereka tidak tahu siapa yang harus dipercaya saat online.

Selain itu, terdapat sedikit optimisme bahwa keamanan online akan meningkat, dengan 64 persen memperkirakan risiko dunia maya akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.

Kekhawatiran tetap ada meskipun 74 persen menggunakan beberapa bentuk keamanan internet. Ini mungkin karena dua pertiga (66 persen) mengatakan keamanan siber terlalu rumit. Jadi, tidak mengherankan jika 51 persen pengguna mengatakan bahwa mereka tidak tahu apakah perangkat mereka aman.

“Dengan semua berita utama tentang kejahatan dunia maya dan pembobolan, serta rentetan penipuan dan ancaman yang kita semua hadapi, mayoritas orang tidak merasa aman saat online,” kata Timo Laaksonen, CEO F-Secure. “Tragisnya, industri kita belum mampu menyelesaikan masalah ini.”

Laporan tersebut menemukan tugas-tugas seperti komunikasi dan masalah uang adalah aktivitas online yang paling dihargai orang. Tugas digital terpenting menurut responden survei adalah: mengirim dan menerima email, membayar tagihan, keuangan/perbankan, mengirim pesan melalui SMS dan aplikasi seperti WhatsApp, dan belanja online.

Kencan adalah aktivitas online yang membuat pengguna merasa paling rentan dengan 42 persen responden mengatakan bahwa mereka merasa berisiko saat mencari cinta. Selain itu, 35 persen mengatakan bahwa berjudi online membuat mereka merasa rentan, dan lebih dari satu dari empat (27 persen) mengatakan membuat konten media sosial meningkatkan kerentanan mereka.

“Layanan digital tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari,” kata Laura Kankaala, pimpinan intelijen ancaman F-Secure. “Data yang kami buat dari kehidupan digital yang mendalam membantu menjelaskan mengapa kebanyakan orang mengatakan bahwa apa yang ada di ponsel mereka lebih berharga daripada ponsel itu sendiri.”

Sebagian besar responden yakin data yang dihasilkan oleh aktivitas online mereka sangat berharga, dengan 52 persen mengatakan data di perangkat mereka — termasuk file, foto, dan kontak — bernilai lebih dari 1.000 euro ($1.068). Demikian pula, 57 persen mengatakan mereka lebih suka mobilnya dicuri daripada identitasnya.

Laporan lengkap Living Secure tersedia dari situs F-Secure.

Kredit Foto: Luis Molinero/Shutterstock

Author: Kenneth Henderson